Minggu, 10 Januari 2010
MISTERI (3)
¤¤¤¤¤ Waktu berlalu, tak terasa sebulan kami menghuni rumah tua peninggalan zaman penjajah. Aku & adik2 sekolah, bermain & belajar selayaknya anak2 pd umumnya. Karena aku anak tertua,maka aku lebih byk diberi tanggung jawab membantu mama. Apalagi papa lebih sering bepergian ke luar daerah. Pekerjaan nya memang mengharuskan dia mengurus bisnisnya begitu. Tugasku yg utama adalah menjaga adik2ku. Mengawasi mereka agar jgn bermain ditempat2 berbahaya. Sungai kecil/besar krn 2org adikku belum bisa berenang(aku juga yg ngajarin sampai mereka bisa berenang), jangan terlalu jauh masuk hutan semak belukar dibelakang rumah, karena di sana ada ular ato biawak besar, ato binatang2 lainnya. Ato jangan berlarian dekat jalan raya, takut tertabrak lalu lintas yg lumayan rame. Tugas lainku adalah menyapu rumah. Tapi kalo mama capek, kadang dia meminta tolong sama tetangga utk bersih2. Walaupun tetangga itu agak takut masuk rumah. Ruangan yg luas dirumah itu hanya terpakai beberapa buah. Yg lainnya kosong, walau ga di kunci, kami ga berani masuk. Kamar tidur orgtua tembusan dg kamar tidur kami. Kami tidur dlm satu kamar, aku tidur di ranjangku sendiri,adik2ku ngumpul di ranjang bertingkat 2. Sebelah kamar kami ada ruang makan langsung tembus ke dapur yg sangat luas. Ruang tamu merangkap ruang keluarga memanjang dari arah pintu masuk utama lalu berbelok menuju ruang dapur,ke kanan dapur ada kamar mandi & WC yg sangat luas. Bak air di kamar mandi sangat besar. Aku dan adik2 jarang mengunakan karena agak takut. Kami sering mengunakan kamar mandi/WC di ruang tidur orgtua kami. Lebih dekat. Dari dapur & kamar mandi ada pintu menuju teras belakang. Disitu ada pintu menuju ruangan2 lain lagi, yg nga pernah kami buka. Ruangan2 tersebut menuju teras samping lainnya. Sebenarnya ada 2 ruangan besar lagi dari ruang utama yaitu sisi kanan sebelum menuju dapur & satunya lagi setelah ruangan keluarga sebelum menuju ruang makan. Ruangan2 tsb dibiarkan terkunci dlm keadaan gelap. Kata org2, jendela2 ruangan itu sering terbuka pd malam hari. Padahal jelas2 kami tak pernah membukanya. Tapi kami coba ga peduli dg omongan orang. ¤¤¤¤¤¤ Pada suatu malam, saat kami tengah terlelap tidur. Aku di bangunkan oleh teriakan keras hampir menyerupai jeritan panjang. Aku terbangun dan mendapatkan mama masuk ke kelambu ranjang tidurku. Napasnya memburu. Adik2ku turun dari ranjang, berlari masuk ranjangku. Dg wajah ngantuk campur bingung plus takut. Dia memeluk adik bungsu kami. Aku menatapnya, menuntut agar mama cerita, kenapa dia menjerit. Tapi mata mama menghindar dari tatap tanyaku. " Ayo anak2, kita tidur kembali yuk " kami tak ada yg bergerak. Mama menuntun 2 adikku ke ranjang mereka. " tidur aja berdua, ngga usah naik ke ranjang atas" ku dengar suara mama halus, menenangkan 2 adikku. Aku & adik bungsuku tetap di ranjangku. Tak lama mama gabung di ranjangku. Dia berkumpul dg kami. Aku masìh menatap dg penuh pertanyaan. " sudah, tidur aja lagi sayang. Mama tadi cuman mimpi. Besok mama cerita yah. Ayo bobo" mama mengusap rambutku. Matanya menatap tenang memberi rasa damai. Ku lirik adik bungsuku, yg sdh lelap dg boneka beruang kecil dlm peluknya. Ku rebahkan tubuh dan mulai memejamkan mata. ¤¥ Saat pagi datang pagi datang, kelìhatannya adik2ku lupa pd kejadian tengah malam. Mamapun di sibukkan dg persiapan anak2nya yg mau berangkat sekolah. Aku sarapan lalu buru2 berangkat menuju sekolah dg adik ke2 ku. Akupun melupakan kejadian semalam.( uuh...kehilangan ide. Ntar nyambung lagi deh...)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar