PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Proyek
Perekonomian di Sidoarjo belakangan ini terus berkembang seiring dengan berkembangnya perekonomian Kota Surabaya (karena wilayah Sidoarjo berbatasan langsung dengan kota terbesar kedua di Indonesia tersebut). Dengan letaknya yang strategis, wilayah Sidoarjo memiliki potensi dalam hal perekonomian khususnya perdagangan. Hal ini merupakan salah satu pemicu para pelaku bisnis untuk mengembangkan usahanya di seluruh wilayah Sidoarjo. Guna mendukung hal tersebut maka banyak sekali dibangun rumah-toko (ruko).
Di samping itu pembangunan Ruko Palm Royal yang terletak di Jalan Raden Patah Sidoarjo adalah salah satu upaya untuk merevitalisasi lahan perkotaan. Sehingga lahan di sini yang dulunya mati diharapkan sekarang dapat hidup dan berfungsi dengan baik untuk memberikan citra tersendiri bagi kawasan ini.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
1) Ruko ini dibangun dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (pelaku bisnis) yang memerlukan akan perluasan /pengembangan usahanya baik itu di bidang perdagangan maupun jasa.
2) Dibangun untuk tujuan revitalisasi lahan perkotaan sehingga lahan proyek yang dulunya kurang bermanfaat, sekarang ini dapat bermanfaat dengan baik. Sehingga dapat mamenuhi target yang diinginkan oleh pemilik proyek.
Sasaran
Ditujukan untuk para pelaku bisnis tingkat menengah ke atas untuk pengembangan/perluasan usahanya.
1.3. Batasan Proyek
1.4. Sistematika Pembahasan
Pembahasan laporan Kerja Praktek ini disusun menjadi 6 (enam) bab/bagian pembahasan, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang uraian umum proyek yang meliputi latar belakang proyek, maksud dan tujuan, batasan, dan sistematika pembahasan.
Bab II Tinjauan Umum
Berisi tentang uraian umum konsultan perencana dan konsultan pengawas yang meliputi tugas dan kewajiban, syarat, tata kerja, dan cara konsultan perencana mendapatkan proyek.
Bab III Tinjauan Khusus
Berisi tentang uraian konsultan perencana dan konsultan pengawas,tempat di mana kami melakukan kerja praktek. Selain itu membahas tentang data-data umum proyek.
Bab IV Analisa Aspek-Aspek Perancangan Dalam Proyek
Berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan perancangan dan perencanaan sebuah bangunan sehingga tercapai unsur kenyamanan pemakai bangunan dan masyarakat di sekitar bangunan.
Bab V Mekanisme Pelaksanaan Proyek
Bab ini menjelaskan tentang tata kerja praktek konsultan dalam menjalankan batas pokoknya, khususnya terhadap proyek tempat kerja praktek. Tata kerja yang dijelaskan adalah hal-hal yang menjadi hasil dari pengamatan selama melaksanakan kerja praktek. Tata kerja yang dijelaskan adalah perbandingan terhadap tinjauan proyek yang sesungguhnya. Mekanisme pelaksanaan proyek yang dibahas meliputi aspek administrasi maupun pelaksanaan lapangan.
Bab VI Kesimpulan Dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dan saran menunjukkan adanya temuan dan masukan penting tentang proses perencanaan proyek.
TINJAUAN UMUM
1. Alur Perencanaan Proyek
1.1. Konsultan Perencanaan
Bila ditinjau secara umum suatu perencanaan yang baik harus dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan apa, mengapa, di mana, kapan, siapa, dan bagaimana terhadap suatu proyek yang akan menjadi objek perencanaan.
Ada tiga perencanaan, antara lain :
1. Perencanaan adalah memilih.
2. Perencanaan adalah memikirkan secara mendetail untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.
3. Perencanaan adalah menetapkan sasaran dan menjabarkan cara untuk mencapai sasaran tersebut.
1.2. Hak, Kewajiban, Tugas, dan Wewenang Konsultan Perencana
1.3. Syarat Sebagai Konsultan Perencana
1.4. Tata Kerja Konsultan Perencana
Memberikan pedoman kerja untuk menjabarkan lebih lanjut menjadi suatu konsep dasar untuk ditransformasikan menjadi gambar rencana skematik, di mana pada tahap ini sudah dipikirkan tentang masalah arsitektural, struktural, utilitas, dan lain-lain. Pada tahap konsep dasar yang sebelumnya telah didahului oleh feasibility study dan juga masalah lokasi yang strategis.
Setelah tahap konsep dasar disetujui, maka dibuatlah RAB oleh tim estimasi, mengenai jenis arsitektural dan strukturalnya, kemudian dibuatlah preliminary design. Sementara itu detail bangunan dan segala alternatif yang terbaik dapat dirancang dan dipilih.
1.5. Hubungan Kerja Antar Pihak
Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan perencana dilakukan secara tertulis. Seperti yang tercantum dalam surat perjanjian pekerjaan perancangan yang dibuat sesudahnya. Berisi antara lain :
a. Hari dan tanggal perjanjian pekerjaan perencanaan dilakukan.
b.Kedudukan pemberian tugas dan perencana.
c. Macam dan ruang lingkup pekerjaan.
d. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan.
e. Peraturan-peraturan yang dijadikan landasan dalam pembayaran.
f. Sanksi yang diberikan atas keterlibatan antara pemberi tugas dan perencana.
g. Cara penyelesaian apabila terjadi kesalahan antara pemberi tugas dengan konsultan perencana.
1.6. Pihak-Pihak yang Terlibat Pada Pekerjaan Perencanaan
1.7. Cara Konsultan Perencana Mendapatkan Proyek
1.8. Kerangka Acuan Kerja (TOR)
Kerangka Acuan Kerja (TOR) merupakan pedoman persyaratan dan acuan pekerjaan perencanaan atau perancangan suatu proyek pembangunan. TOR berfungsi sebagai pegangan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek ini khususnya bagi konsultan perencana agar design yang dihasilkan sesuai dengan tujuan utama yang diadakan proyek tersebut. Hal-hal yang terdapat di dalam TOR antara lain :
Ø Data dan informasi penting sebagai masukan.
Ø Ketentuan khusus mengenai sasaran atau objektif.
Ø Kriteria.
Ø Batasan / constrain.
Ø Keluaran yang harus dipenuhi.
2. Konsultan Pengawas
Yang di maksud dengan konsultan pengawas adalah badan yang ditunjuk oleh pemimpin proyek setelah melalui seleksi konsultan dengan mengajukan usulan kerja, melakukan tugas dan tanggung jawab seperti yang telah dituangkan dalam kontrak atau perjanjian kerja pengawasan dan bertanggung jawab kepada pimpinan proyek.
2.1. Hak,Kewajiban, dan Wewenang Konsultan Pengawas
2.2. Lingkup Pekerjaan Konsultan Pengawas
2.3. Pelaksanaan Pengawasan Pekerjaan
Pelaksanaan pengawasan pekerjaan pada suatu proyek adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, serta laju pencapaian volume.
2. Mengawasi pekerjaan serta produknya.
3. Mengawasi ketepatan waktu dan biaya konstruksi.
4. Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian di lapangan untuk memecahkan permasalahan yang timbul selama pekerjaan konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat di lapangan secara berkala.
6. Menyusun dan mengevaluasi daftar kekurangan-kekurangan dan cacat pekerjaan selama masa pemeliharaan.
7. Mengkoordinasi pengadaan dua set gambar sesuai dengan pelaksanaan di lapangan yang disiapkan oleh kontraktor.
Selanjutnya tentang tinjauan umum suatu pelaksanaan proyek yang meliputi :
1. Pengertian proyek.
2. Pendanaan proyek.
3. Tahapan pelaksanaan proyek.
4. Pihak yang terkait dalam proyek.
5. Manajemen konstruksi.
6. Kontraktor / pelaksana.
7. Pengawasan.
3. Penyusunan RKS dalam Proyek
Penyusunan rencana kerja dan syarat (RKS) merupakan penjelasan tertulis perencanaan secara keseluruhan yang meliputi :
a. Keterangan mengenai pekerjaan.
b. Keterangan mengenai pemberian tugas.
c. Keterangan mengenai perancang.
d. Keterangan mengenai pengawas bangunan.
4. Peran Serta Mahasiswa dalam Proyek
gabung facebook zabidin13@yahoo.com
Selasa, 26 Januari 2010
TIME SCHEDULE
1. Time schedule pekerjaan
Pada suatu proyek, pihak pengawas diberikan waktu oleh pemilik proyek untuk menyelesaikan proyek dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk dapat mengendalikan serta mengontrol suatu proyek ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,maka dibuat time schedule dan diagram kurva S.
Time schedule merupakan rencana waktu yang digunakan untuk memulai kegiatan pembangunan sampai bangunan tersebut selesai dibangun, di mana ini menjadi pedoman bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan sehari-harinya agar pekerjaan berjalan lancar dan efisien.
Data yang diperlukan untuk menyusun time schedule adalah sebagai berikut :
Ø Gambar konstruksi dan arsitekturnya.
Ø Peraturan dan syarat sesuai bestek.
Ø Situasi proyek.
Ø Waktu yang tersedia.
Ø [Jenis pekerjaan.
Ø Material dan alat yang tersedia serta jumlah tenaga kerja dan ahlinya.
Data pelaksanaannya memiliki dua time schedule yang didalamnya terdapat diagram kurva S :
1. Diagram kurva S rencana, yaitu diagram kurva S dari prosentase pekerjaan yang direncanakan untuk dicapai setiap minggunya.
2. Diagram kurva S pelaksanaan, yaitu diagram kurva S dari prosentase pekerjaan yang dilaksanakan setiap minggunya.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun time schedule, yaitu :
1. Kemampuan untuk kebutuhan tenaga manusia.
2. Peralatan dan fasilitas.
3. Urut-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan.
4. Material yang dibutuhkan.
5. Biaya yang tersedia.
6. Man power schedule.
Adapun tujuan dari pembuatan time schedule adalah :
1. Untuk mencapai waktu pelaksanaan yang telah diatur dengan efektif dan efisien.
2. Untuk mencapai urut-urutan pekerjaan dan penyediaan tenaga dan bahan secara sistematis.
3. Untuk mencapai hasil fisik.
Sedangkan fungsi time schedule adalah :
1. Sebagai pegangan bagi kontraktor.
2. Sebagai sarana pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebagai sarana pengontrol / pengendali terhadap pencapaian prestasi dan penentuan sanksi.gabung facebook zabidin13@yahoo.com
Pada suatu proyek, pihak pengawas diberikan waktu oleh pemilik proyek untuk menyelesaikan proyek dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk dapat mengendalikan serta mengontrol suatu proyek ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,maka dibuat time schedule dan diagram kurva S.
Time schedule merupakan rencana waktu yang digunakan untuk memulai kegiatan pembangunan sampai bangunan tersebut selesai dibangun, di mana ini menjadi pedoman bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan sehari-harinya agar pekerjaan berjalan lancar dan efisien.
Data yang diperlukan untuk menyusun time schedule adalah sebagai berikut :
Ø Gambar konstruksi dan arsitekturnya.
Ø Peraturan dan syarat sesuai bestek.
Ø Situasi proyek.
Ø Waktu yang tersedia.
Ø [Jenis pekerjaan.
Ø Material dan alat yang tersedia serta jumlah tenaga kerja dan ahlinya.
Data pelaksanaannya memiliki dua time schedule yang didalamnya terdapat diagram kurva S :
1. Diagram kurva S rencana, yaitu diagram kurva S dari prosentase pekerjaan yang direncanakan untuk dicapai setiap minggunya.
2. Diagram kurva S pelaksanaan, yaitu diagram kurva S dari prosentase pekerjaan yang dilaksanakan setiap minggunya.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun time schedule, yaitu :
1. Kemampuan untuk kebutuhan tenaga manusia.
2. Peralatan dan fasilitas.
3. Urut-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan.
4. Material yang dibutuhkan.
5. Biaya yang tersedia.
6. Man power schedule.
Adapun tujuan dari pembuatan time schedule adalah :
1. Untuk mencapai waktu pelaksanaan yang telah diatur dengan efektif dan efisien.
2. Untuk mencapai urut-urutan pekerjaan dan penyediaan tenaga dan bahan secara sistematis.
3. Untuk mencapai hasil fisik.
Sedangkan fungsi time schedule adalah :
1. Sebagai pegangan bagi kontraktor.
2. Sebagai sarana pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3. Sebagai sarana pengontrol / pengendali terhadap pencapaian prestasi dan penentuan sanksi.gabung facebook zabidin13@yahoo.com
managemen proyek
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengertian kontruksi adalah merupakan suatu kegiatan pembangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana sipil (civil engineer) dan instalsi mechanical dan electrical (M&E installation) yang meliputi bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan,sebuah bangunan konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan insfratruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu perkerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkai menjadi satu unit bangunan itulah sebabnya ada bidang /sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi. Pada umunya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang istilah di konstruksi adalah team leader yang kemudian dilakukan pelaksanaannya oleh kontraktor kontruksi yang dipimpin oleh manager proyek atau kepala proyek. Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang bangun dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, persiapan dokumen, tender dan lain sebagainya. B. Permasalahan Permasalahan yang terdapat pada proyek Pemasangan Instalasi Listrik Gedung Universitas Negeri Internasional ini adalah : a) Bagaimana cara membuat Bill of quantity b) Bagaimana cara membuat Analisa Harga Satuan c) Bagaimana cara membuat Rencana Anggaran Biaya d) Bagaimana cara membuat metode kerja e) Bagaimana cara membuat pengendalian mutu, pengendalian biaya, dan pengendalian waktu ( kurva S ) C. Tujuan Tujuan proyek Pemasangan Instalasi Listrik Gedung Universitas Negeri Internasional ini yaitu : a) membuat metoda kerja pelaksanaan proyek b) Membuat metode pengendalian mutu ( quality ) dari proyek c) Membuat metode pengendalian biaya dan waktu ( kurva S )
BAB II LANDASAN TEORI
Seorang kontraktor listrik dalam pemasangan instalasi listrik harus memenuhi segala persyaratan yang ada dalam PUIL 2000 dan mengerti benar tentang prinsip dasar instalasi listrik. Karena instalatir bertanggung jawab penuh atas pekerjaan instalasi dan kesesuaiannya dengan Peraturan Pemerintah dan PUIL 2000. Prinsip dasar instalasi listrik menurut standar IEC yaitu : 1) Proteksi untuk keselamatan (Protection for Safety) yang bertujuan menjamin keselamatan manusia, ternak, dan harta benda dari bahya dan kerusakan yang bisa timbul akibat penggunaan instalasi listrik secara wajar. 2) Perancangan dengan memperhatikan faktor-faktor yang diperlukan untuk menjamin keselamatan manusia, ternak, dan harta benda serta berfungsinya instalasi listrik dengan baik sesuai dengan penggunaannya. 3) Pemilihan perlengkapan yang memenuhi ketentuan PUIL 2000 atau standar yang berlaku dan mendapat izin dari instansi yang berwenang dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. 4) Pemasangan perlengkapan listrik dengan rapi, dengan cara yang baik dan tepat. 5) Pengujian instalasi listrik sebelum dioperasikan atau setelah dioperasikan atau setelah perubahan penting untuk membuktikan bahwa pekerjaan pemasangan telah dilaksanakan sesuai dengan PUIL 2000 dan atau standar lain yang berlaku. Prinsip-prinsip Dasar Instalasi Listrik yaitu : 1. Keamanan Keamanan merupakan prinsip dasar yang terpenting di antara prinsip dasar instalasi yang lainnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prinsip keamanan,
yaitu:
a) Keamanan terhadap makhluk hidup.
b) Keamanan terhadap lingkungan sekitar alat Lingkungan dapat mempengaruhi keamanan terhadap peralatan, pengaruh tersebut akibat dari suhu sekitar alat, zat cair, adanya pengotoran dan sebagainya.
c) Keamanan terhadap instalasi/peralatan listrik Yaitu mengamankan instalasi listrik agar saat terjadi gangguan, maka gangguan tersebut tidak merusak peralatan atau instalasi listrik. 2. Keandalan Keandalan merupakan kemampuan atau daya tahan dari instalasi tersebut terhadap gangguan secara tidak sengaja maupun disengaja oleh operator, lingkungan sekitar dan lain-lain. 3. Kemudahan Kemudahan dalam instalasi listrik meliputi kemudahan pada pengoperasian, pengawasan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan. 4. Ketersediaan Ketersediaan merupakan prinsip mempertimbangkan kemungkinan pengembangan suatu instalasi di masa yang akan datang, Ketersediaan tersebut meliputi : • Ketersediaan daya yang cenderung semakin besar pada saat terjadi penambahan, pengembangan, modifikasi instalasi tersebut di masa yang akan datang. Sehingga perlu mengantisipasi dengan menggunakan peralatan yang dapat digunakan pada pengembangan instalasi yang akan datang , misalnya penggunaan kabel daya yang setingkat lebih tinggi dari penggunaan masa sekarang. Karena apabila daya pada masa yang akan datang lebih besar, maka penghantar tersebut masih bisa digunakan. Apabila daya bertambah besar dan kabel daya tersebut diganti dengan luas penampang yang sesuai akan menjadi tidak ekonomis dan tidak efisien. • Ketersediaan alat dan bahan diperlukan dalam perubahan atau modifikasi instalasi pada masa yang akan datang. Misalnya adanya penghantar yang dijadikan sebagai cadangan yang belum digunakan dan dapat digunakan pada saat modifikasi instalasi tersebut. • Ketersediaan tempat untuk penambahan peralatan yang mungkin terjadi modifikasi pada masa yang akan datang. Misalnya menyisakan ruangan pada panel untuk penambahan peralatan. 5. Pengaruh terhadap Lingkungan Instalasi tersebut harus diperhatikan akan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya agar tidak memberi pengaruh buruk pada lingkungan sekitarnya. Seperti: Kebisingan, polusi, getaran yang diakibatkan instalasi, dan estetika (keindahan). Kebisingan, polusi dan getaran dapat menyebabkan penyakit bagi lingkungan sekitar instalasi. Keindahan dan kerapian dalam pekerjaan instalasi tersebut harus dibuat sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kesan berantakan yang berdampak kurang baik pada lingkungan sekitar. Dengan instalasi yang rapi maka akan memudahkan pula untuk menelusuri kerusakan yang terjadi. 6. Ekonomis Dalam perencanaan instalasi listrik perlu memperhatikan prinsip ekonomis agar instalasi tersebut tidak terlalu mahal walaupun hal tersebut relatif, tetapi dengan kualitas yang baik. Tahap-tahap agar mendapatkan instalasi yang ekonomis adalah: • Ekonomis dalam perencanaan Pada saat perencanaan instalasi terutama pada saat rancangan, perlu sekali mendapatkan rancangan yang sesuai deskripsi dengan menggunakan komponen yang diperlukan dengan efisien dan dengan jumlah komponen yang lebih sedikit, maka waktu pemasangan dan pengawatan instalasi akan lebih cepat. • Ekonomis dalam pemilihan peralatan Peralatan yang dipilih harus disesuaikan dengan keperluan pada instalasi tersebut baik spesifikasi teknis, jumlah dan mutunya. • Ekonomis dalam pemasangan Pemasangan peralatan dalam suatu instalasi harus dipasang dengan memperhatikan hubungannya terhadap peralatan lainnya dalam suatu lokasi sehingga pengawatannya tidak terlalu jauh dan berbelit-belit, dan dalam pemasangannya harus memperhatikan kemudahannya sehingga waktu yang diperlukan dalam memasang instalasi tersebut relatif cepat. BAB III Prinsip Dasar Manajemen Pengertian Umum Berhasil atau gagalnya suatu proyek, sangat tergantung pada pengelolanya. Pembangunan proyek yang berhasil membutuhkan orang-orang yang dapat membuat segala sesuatunya terjadi ( People who make happen ). Proyek yang gagal yaitu proyek yang sasarannya tidak tercapai dan penyebabnya terutama adalah karena adanya sebuah atau beberapa aktifitas yang tidak tercapai dari tugas-tugas yang telah direncanakan. Membuat segala sesuatu untuk mencapai suksesnya pembangunan sebuah proyek dibutuhkan manajemen. Beberapa ahli mengemukakan definisi-definisi manajemen sebagaiberikut : 1. manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan pertolongan orang lain. 2. Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia didalam pencapaian tujuan. 3. Manajemen adalah suatu proses yang berhubungan dengan bimbingan kegiatan kelompok dan berdasarkan atas tujuan jelas yang harus dicapai dengan menggunakan sumber-sumber manusia dan sumber daya non-manusia. 4. Manajemen adalah sustu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dengan mengintegrasikan ilmu dan seni mengatur agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-Fungsi Manajemen Fungsi dasar manajemen yang terlibat dalam manajemen dari setiap proyek rekayasa . Fungsi-fungsi ini adalah : 1.Perencanaan (Planning) menyeleksi fakta yang ada beserta saling hubungannya dan membuat serta menggunakan asumsi untuk menggambarkan masa datang, dan kemudian menyusun formulasi kegiatan yang diyakini harus dilakukan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk pelaksanaan Perencanaan meliputi / terdiri atas: Rencana teknis pelaksanaan, Rencana waktu pelaksanaan dan Rencana pelaksanaan uji mutu. 2.Pengorganisasian (Organizing) menetapkan, mengelompokan dan memilah-milah berbagai kegiatan yang dianggap perlu guna pencapaian tujuan. Kemudian perlu penugasan kepada para personil untuk melakukan kegiatan itu masing-masing, tempat dan lingkungan kegiatan itu akan berlangsung dan pemberian kewenangan pada masing-masing personil agar ia bisa bekerja. Maksudnya pengorganisasian pelaksanaan yang mencakup: Penyusunan organisasi pelaksanaan yang efisien dan Mekanisme kerja dalam organisasi kontraktor, dengan konsultan dengan pemilik proyek. Terdapat beberapa isu penting dalam hal pengorganisasian, yaitu: Pembagian kerja, Penugasan terhadap personil yang dipercayakan untuk pekerjaan itu, Pemberian kewenangan dan Pembentukan kelembagaan atau kelompok-kelompok formal 3.Penggerakan (Actuating) mengupayakan agar seluruh jajaran dan anggota bergairah untuk mencapai tujuan dengan kemauan sendiri sesuai yang direncanakan dan diorganisasikan. (menempatkan atau mengupayakan rencana dan organisasi itu untuk beraktivitas). Maksudnya menggerakan tenaga kerja dalam pelaksanaan yang terdiri atas: Motivasi (motivating), Komunikasi (communicating), Kepemimpinan (Leadership) dan Pengarahan (Directing) 4.Pengendalian (Controlling) proses penentuan apa yang hendak dicapai, standar pencapaian, apa yang sudah tercapai atau berhubungan dengan kinerja pencapaian, evaluasi kinerja itu, dan kemudian mengadakan koreksi atas kinerja yang menyimpang, dengan menggunakan standar pencapaian sebagai alat. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri atas: Monitoring dan pengawasan, Pelaporan dan Pengendalian. Hal-hal penting yang perlu perhatian dalam proses pengendalian, ialah: Tentukan standar sebagai dasar untuk pengendalian Kinerja harus terukur Adakan perbandingan antar standar dan kinerja yang tercapai, pahami perbedaannya bila ada, dan Adakan koreksi terhadap penyimpangan agar kegiatan selanjutnya sesuai rencana. Fungsi pengendalian adalah untuk melihat apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana. Fungsi dasar manajemen di atas disingkat: POAC (menurut ahli manajemen G.R. Terry). Dalam melaksanakan suatu proyek, seorang kontraktor listrik harus melampirkan beberapa dokumen agar dapat dimengerti dan jelas kebutuhan yang akan dipakai atau dikeluarkan dalam proyek tersebut, diantaranya : 1. Bill Of Quantity Merupakan dokumen yang berisi tentang spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan dilakukan beserta jumlahnya. 2. Analisa Harga Satuan Harga satuan dapat kita analisa dengan berbagai cara, salah satu cara yang lazim digunakan oleh kontraktor adalah dengan mengumpulkan data -data dari pengalaman - pengalaman kerjanya dan menyesuaikannya dengan keadaan lapangan. Berikut ini upah yang harus diberikan : 1. Untuk memasang pipa “tak tampak“ dapat diperhitungkan satu batang perjam/orang 2. Untuk menarik kabelnya ke dalam pipa dapat diperhitungkan 30 meter perjam/orang 3. Untuk menyambungnya 10 sambungan perjam – orang 4. Untuk menyambungkan sakelar dan kotak kontak dinding dapat diperhatikan 4 duah perjam/orang Uraian di atas tergantung kepada keterampilan dari para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan untuk patokan nilai uangnya adalah sebagai berikut: • 1 orang / hari = harga + 5 kg beras • 1 orang / jam = harga + 1,25 kg beras Selain itu, perlu diketahui bahwa didalam perhitungan masih harus dikalikan dengan faktor-faktor lainnya seperti : • pengaruh-pengaruh jam kerja efektif, • macam tenaga kerja, lamanya kerja, • lokasi pekerjaan, adanya persaingan tenaga kerja, • adanya kepadatan penduduk, • adanya pinjaman dan tenaga pendatang, • serta pengaruh-pengaruh lainnya. 3. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Rencana Anggaran Biaya ini terletak pada Tender Form yang dibuat oleh kontraktor yang isinya antara lain: a. Uraian Pekerjaan Berisi uraian-uraian pekerjaan yang akan dikerjakan selama waktu proyek b. Satuan Satuan yang dimaksud ialah satuan pekerjaan yang akan dikerjakan, seperti: pekerjaan armatur dalam satuan buah; pekerjaan PP/LP dalam satuan pcs; dsb. c. Volume Volume yang dimaksud ialah banyaknya suatu pekerjaan dilaksanakan, seperti: pekerjaan armatur sebanyak 100 buah; pekerjaan PP/LP sebanyak 200 pcs d. Harga per satuan ( Rupiah ) Harga per satuan adalah jumlah biaya untuk suatu pekerjaan yang dilakukan sebanyak satu kali pekerjaan atau biaya pekerjaan per satuan (sudah termasuk barang & jasa pemasangan). Sebagai contoh: biaya pekerjaan satu buah armature ialah Rp 200.000,00 e. Harga penawaran ( Rupiah ) Harga penawaran adalah jumlah harga atau biaya yang merupakan hasil perkalian antara volume & harga satuan f. Keterangan 4. Kurva S Dalam sebuah proyek, pengendalian biaya dan waktu dapat dilihat dari kurva S. Kurva S merupakan suatu bentuk dari pengendalian tersebut, adapun tujuannya ialah: a. Agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu b. Agar biaya sesuai dengan sasaran & c. Agar penggunaannya sesuai schedule Dengan adanya kurva S tersebut kita dapat melihat urutan kerja yang akan dikerjakan beserta waktu dan besar biaya yang dibutuhkan atau dikeluarkan. Secara singkat kurva S merupakan target kerja yang harus dilakukan. BAB IV PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, apapun jenisnya proyeknya selalu di tuntut tiga persyaratan utama yang telah di tetapkan dalam suatu kontrak yaitu: biaya proyek, mutu proyek dan waktu penyerahan proyek. Pleh karena itu tiga persyaratan itu harus senantiasa dikendalikan selama proses pelaksanaan, karena ketiganya bersifat variable dan memiliki banyak factor yang mempengaruhi tidak tercapainya persyaratan yang telah di tetapkan. Maka dari itu Setiap proyek perlu dikendalikan sehingga bila terjadi penyimpangan, memungkinkan rencana untuk diubah, karena jarang proyek berjalan tepat seperti apa yang direncanakan. Dalam hal ini pengendalian dilakukan pada Proyek Pemasangan Instalasi Gedung Perkuliahan Unuversitas Negeri Internasional. Proses pengendalian ini perlu diarahkan agar dapat menemukan penyimpangan sedini mungkin sehingga penyesuaian dapat dilakukan tepat waktu. Ada tiga unsur dalam proyek yang perlu dikendalikan dalam proyek ini yaitu pengendalian mutu, pengendalian waktu, dan pengendalian biaya. Pengendalian Mutu ( Quality ) Pengendalian mutu perkerjaan diperlukan agar seluruh hasil perkerjaan dapat dijamin sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak dan dapat diterima oleh konsumen. Dengan demikian, hak untuk memperoleh pembayaran sepenuhnya sesuai dengan kontrak, dapat direalisir. Banyak kasus tejadi, pembayaran tidak dapat segera di lunasi, bahkan sampai berlarut-larut, hanya karena mutu perkerjaan belum dapat diterima oleh konsumen atau pemilik proyek. Selain itu pengendalian mutu juga berguna selama produksi, agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan, karena harus memperbaiki atau harus mengganti secara total, yang tentunya akan berpengaruh pada batasan yang lain yaitu, biaya dan waktu penyerahan. Akibat atau pengaruh dari mutu hasul perkerjaan yang tidak dapat memenuhi peryaratan dan tidak dapat diterima. Jadi mutu adalah keseluruhan sifat dan karakteristik suatu produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya dalam memenuhi suatu kebutuhan, atau mutu juga sering dikatakan ukuran kepuasan dari konsumen, bila konsumen puas, itu berarti mutunya bagus. Ukuran mutu dalam konstruksi sangat jelas yaitu yang ditetapkan dalam spesifikasi proyek, baik untuk material, peralatan maupun hasil perkerjaannya. Dalam hal ini, perkerjaan yang bermutu adalah yang dapat mencapai persyaratan yang ada, artinya sangat relative tergantung peryaratan yang di tetapkan. Dalam mutu di bagi dua yaitu: mutu bahan dan mutu perkerjaan 1.berikut merupakan presentasi mutu bahan (rujukan spesifikasi teknis) 2.pengendalian mutu pemasangan Pengendalian mutu pada proyek pemasangan instalasi gedung perkuliahan Universitas Negeri Internasional ini mengarah kepada usaha memuaskan kebutuhan dan persyaratan klien terhadap pemasangan instalasi gedung perkuliahan, sehingga diperoleh pemasangan instalasi gedung yang aman, nyaman, dan andal dengan kualitas yang baik dari bahan yang dipergunakan dalam penginstalasian maupun penginstalasian gedung itu sendiri. Formulir perizinan harus memiliki minimal 3 merek yang akan diajukan, dengan spesifikasi: » Jenis bahan Jenis bahan yang terdapat dalam formulir harus sesuai dengan standar kelistrikan dari segi keamanan, kegunaan dan juga estetika. » Spesifikasi / Data teknis bahan Spesifikasi atau data teknis yang lengkap diperlukan untuk memudahkan dalam proses pemasangan, perbaikan ataupun perluasan. » Katalog Katalog dengan data teknis yang lengkap lebih baik dibandingkan dengan catalog yang terbatas data teknisnya. » Contoh bahan Pelaksana proyek harus membawa contoh bahan dari peralatan yang akan dipasang, minimal 3 contoh untuk ditunjukan kepada pengawas. » Sertifikasi uji Sertifikasi uji bahan dapat dilakukan dilaboratorium kelistrikan yang ditunjuk oleh pengawas proyek agar didapatkan kepercayaan dari pihak pengawas. Setelah memenuhi persyaratan diatas dan diserahkan kepada pengawas proyek, maka pelaksana proyek tinggal menunggu persetujuan dari pengawas proyek bahan mana yang akan dibeli. Setelah itu pembelian bahan baru dilakukan. Pembelian bahan dilakukan oleh pelaksana setelah bahan yang akan dibeli telah ditentukan. Kemudian barang yang telah dibeli akan dikirim. Pengiriman barang harus melalui prosedur yang jelas dengan melampirkan nama pabrik pembuat barang, tempat perakitan dimana barang tersebut dirakit, dan barang yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau diajukan. Setelah barang diterima, maka yang terakhir adalah tahap penyimpanan barang didalam gudang. Tahapan kedua yang harus dipenuhi adalah tahapan dalam teknik pemasangan. Dalam hal ini pelaksana proyek harus mengajukan izin untuk melaksanakan pemasangan kepada pengawas proyek dalam bendtuk formulir perizinan. Formulir ini harus diserahkan selambat lambatnya 10 hari sebelum pemasangan dilaksanakan. Formulir pemasangan ini terdiri dari shop drawing yang merupakan gambar tata letak pemasangan bahan dari penarikan kabel, penyambungan, pemasangan armature, pemasangan kotak kontak, pemasangan fire alarm, instalasi penyalur petir dan sebagainya. Kedua yaitu daftar bahan, daftar bahan ini harus sesuai dengan formulir pengajuan bahan. Ketiga adalah daftar peralatan kerja. Peralatan ini dihitung sebagai peralatan habis pakai atau tidak dapat diambil kembali. Keempat adalah pembuatan daftar pekerja agar pelaksanaan pemasangan bahan sesuai dengan time schedule dan mempermudah perhitungan atau pengendalian biaya. Metoda kerja harus dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan RKS ( Rancangan dan Kerja Syarat-Syarat ). serta lampiran katalog-katalog. Dalam pengandalian mutu peralatan perlu diperhatikan kesesuaian bentuk, spesifikasi dan jenis peralatan antara yang kita pesan dengan yang kita terima. Pengendalian Biaya Pengendalian keuangan yang baik adalah pengelolaan dana yang mampu menyediakan kebutuhan dana yang di perlukan dengan beban yang optimal. Untuk tujuan tersebut, maka perlu dilakukan perencanaan baik atas pengeluaran uang maupun penerimaan uang, sehingga pengadaan uang untuk memenuhi kebutuhan pada saat tejadi kekurangan dana dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat. Demikian pula apabila pada suatu waktu terjadi kelebihan dana, maka dapat dilakukan penempatan dana dengan tepat untuk menambah pendapatan perusahaan atau mengurangi beban keuangan. Untuk melakukan pengelolaan keuangaan dengan baik, didalam management keuangan biasanya dilakukan dengan mempergunakan sarana yang disebut arus kas. Arus kas merupakan sarana untuk mengendalikan likwiditas, merupakan daftar yang mencakup perkiraan dari penerimaan dan pengeluaran uangyang akan terjadi dalam periode waktu tertentu. Pengendalian biaya dirancang untuk memonitoring penggunaan biaya agar sesuai dengan rencana anggaran biaya. Hal ini dilakukan untuk mencegah meningkatnya anggaran pada saat pelaksanaan proyek. Oleh karena itu pengendalian biaya proyek harus ditekan seefisien mungkin akan tetapi tetap mempertahankan kualitas bahan yang digunakan dalam penginstalasian. Pemeriksaan biaya secara teratuir harus dilakukan pada saat mngembangkan rancangan alat bantu yang baik untuk rancangan ini adalah rencana biaya yang menunjukan mutu kuantitas dan harga satuan untuk unsur biaya utama seperti pengerjaan instalasi penerangan. Alat bantu untuk menjaga agar ranmalan biaya tetap relevan adalah riwayat biaya atas setiap pos, disana semua kejadian yang mempengaruhi biaya akhir dicatat. Riwayat biaya harus mencakup informasi seperti pemeriksaan biaya yang disiapkan selama tahap perancangan, kontrak dengan konsultan, pemasok, dan kontraktor, perubahan order dan perubahan yang masih akan terjadi, dan perkiraan perubahan biaya akibat gangguan pekerjaan Pengendalian biaya ini dapat diatur dengan pengeluaran biaya secara berkala sesuai dengan prestasi kerja. Pengendalian Waktu Semua kegiatan pasti memerlukan waktu untuk memprosesnya. Dan waktu yang diperlukan, termasuk waktu yang diperlukan untuk persiapan,sangat bervariasi tergantung tinkat kesulitan pelaksanaannya. Dengan demikian setiap kegiatan perkerjaan pasti memiliki waktu normal yang diperlukan, untuk dapat menyelesaikan dengan baik. Bila waktu pelaksanaannya dipersingkat, maka waktu persiapan dan waktu prosesnya juga menjadi sangat terbatas. Hal ini akan menyebabkan hasil yang tak sempurna. Terkadang dengan alas an non teknis, misalkan alasan politis pekerjaan harus diselesaikan dengan waktu dibawah waktu limitnya, dalam hal seperti ini seorang yang professional tidak akan mau menjamin mutu yang di persyaratkan. Pengendalian waktu diperlukan untuk mengatur penggunaan waktu agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana kerja. Dengan pengendalian waktu ini kita dapat melihat prestasi kerja yang telah dicapai setiap alokasi waktu yang ditentukan. Pengendalian waktu ini dapat terlihat dari kurva S dan metode kerja yang telah dibuat. Kinekerja waktu, akan membandingkan realisasi total waktu penyelesaian proyek terhadap time schedule sesuai lampiran dalam kontrak termasuk perpanjangan waktu yang di jinkan oleh owner. Pada proyek pemasangan instalasi gedung perkulihan ini sebelumnya kita terlebih dahulu menentukan target pekerjaan berdasarkan kontrak yang telah disetujui yaitu 60 hari kalender. Dari waktu yang telah ditargetkan tersebut, kita mengalokasikan waktu kerja per enam hari. Waktu tersebut kita alokasikan terhadap pekerjaan berdasarkan dari bobot pekerjaan tersebut, sehingga kita dapat mentargetkan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai yang kita inginkan.
Diposkan oleh pribadifajar di 07:35
Reaksi:
0 komentar:
gabung facebook zabidin13@yahoo.com
A. Latar Belakang Pengertian kontruksi adalah merupakan suatu kegiatan pembangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana sipil (civil engineer) dan instalsi mechanical dan electrical (M&E installation) yang meliputi bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan,sebuah bangunan konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan insfratruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu perkerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkai menjadi satu unit bangunan itulah sebabnya ada bidang /sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi. Pada umunya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang istilah di konstruksi adalah team leader yang kemudian dilakukan pelaksanaannya oleh kontraktor kontruksi yang dipimpin oleh manager proyek atau kepala proyek. Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang bangun dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, persiapan dokumen, tender dan lain sebagainya. B. Permasalahan Permasalahan yang terdapat pada proyek Pemasangan Instalasi Listrik Gedung Universitas Negeri Internasional ini adalah : a) Bagaimana cara membuat Bill of quantity b) Bagaimana cara membuat Analisa Harga Satuan c) Bagaimana cara membuat Rencana Anggaran Biaya d) Bagaimana cara membuat metode kerja e) Bagaimana cara membuat pengendalian mutu, pengendalian biaya, dan pengendalian waktu ( kurva S ) C. Tujuan Tujuan proyek Pemasangan Instalasi Listrik Gedung Universitas Negeri Internasional ini yaitu : a) membuat metoda kerja pelaksanaan proyek b) Membuat metode pengendalian mutu ( quality ) dari proyek c) Membuat metode pengendalian biaya dan waktu ( kurva S )
BAB II LANDASAN TEORI
Seorang kontraktor listrik dalam pemasangan instalasi listrik harus memenuhi segala persyaratan yang ada dalam PUIL 2000 dan mengerti benar tentang prinsip dasar instalasi listrik. Karena instalatir bertanggung jawab penuh atas pekerjaan instalasi dan kesesuaiannya dengan Peraturan Pemerintah dan PUIL 2000. Prinsip dasar instalasi listrik menurut standar IEC yaitu : 1) Proteksi untuk keselamatan (Protection for Safety) yang bertujuan menjamin keselamatan manusia, ternak, dan harta benda dari bahya dan kerusakan yang bisa timbul akibat penggunaan instalasi listrik secara wajar. 2) Perancangan dengan memperhatikan faktor-faktor yang diperlukan untuk menjamin keselamatan manusia, ternak, dan harta benda serta berfungsinya instalasi listrik dengan baik sesuai dengan penggunaannya. 3) Pemilihan perlengkapan yang memenuhi ketentuan PUIL 2000 atau standar yang berlaku dan mendapat izin dari instansi yang berwenang dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya. 4) Pemasangan perlengkapan listrik dengan rapi, dengan cara yang baik dan tepat. 5) Pengujian instalasi listrik sebelum dioperasikan atau setelah dioperasikan atau setelah perubahan penting untuk membuktikan bahwa pekerjaan pemasangan telah dilaksanakan sesuai dengan PUIL 2000 dan atau standar lain yang berlaku. Prinsip-prinsip Dasar Instalasi Listrik yaitu : 1. Keamanan Keamanan merupakan prinsip dasar yang terpenting di antara prinsip dasar instalasi yang lainnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam prinsip keamanan,
yaitu:
a) Keamanan terhadap makhluk hidup.
b) Keamanan terhadap lingkungan sekitar alat Lingkungan dapat mempengaruhi keamanan terhadap peralatan, pengaruh tersebut akibat dari suhu sekitar alat, zat cair, adanya pengotoran dan sebagainya.
c) Keamanan terhadap instalasi/peralatan listrik Yaitu mengamankan instalasi listrik agar saat terjadi gangguan, maka gangguan tersebut tidak merusak peralatan atau instalasi listrik. 2. Keandalan Keandalan merupakan kemampuan atau daya tahan dari instalasi tersebut terhadap gangguan secara tidak sengaja maupun disengaja oleh operator, lingkungan sekitar dan lain-lain. 3. Kemudahan Kemudahan dalam instalasi listrik meliputi kemudahan pada pengoperasian, pengawasan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan. 4. Ketersediaan Ketersediaan merupakan prinsip mempertimbangkan kemungkinan pengembangan suatu instalasi di masa yang akan datang, Ketersediaan tersebut meliputi : • Ketersediaan daya yang cenderung semakin besar pada saat terjadi penambahan, pengembangan, modifikasi instalasi tersebut di masa yang akan datang. Sehingga perlu mengantisipasi dengan menggunakan peralatan yang dapat digunakan pada pengembangan instalasi yang akan datang , misalnya penggunaan kabel daya yang setingkat lebih tinggi dari penggunaan masa sekarang. Karena apabila daya pada masa yang akan datang lebih besar, maka penghantar tersebut masih bisa digunakan. Apabila daya bertambah besar dan kabel daya tersebut diganti dengan luas penampang yang sesuai akan menjadi tidak ekonomis dan tidak efisien. • Ketersediaan alat dan bahan diperlukan dalam perubahan atau modifikasi instalasi pada masa yang akan datang. Misalnya adanya penghantar yang dijadikan sebagai cadangan yang belum digunakan dan dapat digunakan pada saat modifikasi instalasi tersebut. • Ketersediaan tempat untuk penambahan peralatan yang mungkin terjadi modifikasi pada masa yang akan datang. Misalnya menyisakan ruangan pada panel untuk penambahan peralatan. 5. Pengaruh terhadap Lingkungan Instalasi tersebut harus diperhatikan akan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya agar tidak memberi pengaruh buruk pada lingkungan sekitarnya. Seperti: Kebisingan, polusi, getaran yang diakibatkan instalasi, dan estetika (keindahan). Kebisingan, polusi dan getaran dapat menyebabkan penyakit bagi lingkungan sekitar instalasi. Keindahan dan kerapian dalam pekerjaan instalasi tersebut harus dibuat sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kesan berantakan yang berdampak kurang baik pada lingkungan sekitar. Dengan instalasi yang rapi maka akan memudahkan pula untuk menelusuri kerusakan yang terjadi. 6. Ekonomis Dalam perencanaan instalasi listrik perlu memperhatikan prinsip ekonomis agar instalasi tersebut tidak terlalu mahal walaupun hal tersebut relatif, tetapi dengan kualitas yang baik. Tahap-tahap agar mendapatkan instalasi yang ekonomis adalah: • Ekonomis dalam perencanaan Pada saat perencanaan instalasi terutama pada saat rancangan, perlu sekali mendapatkan rancangan yang sesuai deskripsi dengan menggunakan komponen yang diperlukan dengan efisien dan dengan jumlah komponen yang lebih sedikit, maka waktu pemasangan dan pengawatan instalasi akan lebih cepat. • Ekonomis dalam pemilihan peralatan Peralatan yang dipilih harus disesuaikan dengan keperluan pada instalasi tersebut baik spesifikasi teknis, jumlah dan mutunya. • Ekonomis dalam pemasangan Pemasangan peralatan dalam suatu instalasi harus dipasang dengan memperhatikan hubungannya terhadap peralatan lainnya dalam suatu lokasi sehingga pengawatannya tidak terlalu jauh dan berbelit-belit, dan dalam pemasangannya harus memperhatikan kemudahannya sehingga waktu yang diperlukan dalam memasang instalasi tersebut relatif cepat. BAB III Prinsip Dasar Manajemen Pengertian Umum Berhasil atau gagalnya suatu proyek, sangat tergantung pada pengelolanya. Pembangunan proyek yang berhasil membutuhkan orang-orang yang dapat membuat segala sesuatunya terjadi ( People who make happen ). Proyek yang gagal yaitu proyek yang sasarannya tidak tercapai dan penyebabnya terutama adalah karena adanya sebuah atau beberapa aktifitas yang tidak tercapai dari tugas-tugas yang telah direncanakan. Membuat segala sesuatu untuk mencapai suksesnya pembangunan sebuah proyek dibutuhkan manajemen. Beberapa ahli mengemukakan definisi-definisi manajemen sebagaiberikut : 1. manajemen adalah pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan pertolongan orang lain. 2. Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia didalam pencapaian tujuan. 3. Manajemen adalah suatu proses yang berhubungan dengan bimbingan kegiatan kelompok dan berdasarkan atas tujuan jelas yang harus dicapai dengan menggunakan sumber-sumber manusia dan sumber daya non-manusia. 4. Manajemen adalah sustu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dengan mengintegrasikan ilmu dan seni mengatur agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-Fungsi Manajemen Fungsi dasar manajemen yang terlibat dalam manajemen dari setiap proyek rekayasa . Fungsi-fungsi ini adalah : 1.Perencanaan (Planning) menyeleksi fakta yang ada beserta saling hubungannya dan membuat serta menggunakan asumsi untuk menggambarkan masa datang, dan kemudian menyusun formulasi kegiatan yang diyakini harus dilakukan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Untuk pelaksanaan Perencanaan meliputi / terdiri atas: Rencana teknis pelaksanaan, Rencana waktu pelaksanaan dan Rencana pelaksanaan uji mutu. 2.Pengorganisasian (Organizing) menetapkan, mengelompokan dan memilah-milah berbagai kegiatan yang dianggap perlu guna pencapaian tujuan. Kemudian perlu penugasan kepada para personil untuk melakukan kegiatan itu masing-masing, tempat dan lingkungan kegiatan itu akan berlangsung dan pemberian kewenangan pada masing-masing personil agar ia bisa bekerja. Maksudnya pengorganisasian pelaksanaan yang mencakup: Penyusunan organisasi pelaksanaan yang efisien dan Mekanisme kerja dalam organisasi kontraktor, dengan konsultan dengan pemilik proyek. Terdapat beberapa isu penting dalam hal pengorganisasian, yaitu: Pembagian kerja, Penugasan terhadap personil yang dipercayakan untuk pekerjaan itu, Pemberian kewenangan dan Pembentukan kelembagaan atau kelompok-kelompok formal 3.Penggerakan (Actuating) mengupayakan agar seluruh jajaran dan anggota bergairah untuk mencapai tujuan dengan kemauan sendiri sesuai yang direncanakan dan diorganisasikan. (menempatkan atau mengupayakan rencana dan organisasi itu untuk beraktivitas). Maksudnya menggerakan tenaga kerja dalam pelaksanaan yang terdiri atas: Motivasi (motivating), Komunikasi (communicating), Kepemimpinan (Leadership) dan Pengarahan (Directing) 4.Pengendalian (Controlling) proses penentuan apa yang hendak dicapai, standar pencapaian, apa yang sudah tercapai atau berhubungan dengan kinerja pencapaian, evaluasi kinerja itu, dan kemudian mengadakan koreksi atas kinerja yang menyimpang, dengan menggunakan standar pencapaian sebagai alat. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri atas: Monitoring dan pengawasan, Pelaporan dan Pengendalian. Hal-hal penting yang perlu perhatian dalam proses pengendalian, ialah: Tentukan standar sebagai dasar untuk pengendalian Kinerja harus terukur Adakan perbandingan antar standar dan kinerja yang tercapai, pahami perbedaannya bila ada, dan Adakan koreksi terhadap penyimpangan agar kegiatan selanjutnya sesuai rencana. Fungsi pengendalian adalah untuk melihat apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana. Fungsi dasar manajemen di atas disingkat: POAC (menurut ahli manajemen G.R. Terry). Dalam melaksanakan suatu proyek, seorang kontraktor listrik harus melampirkan beberapa dokumen agar dapat dimengerti dan jelas kebutuhan yang akan dipakai atau dikeluarkan dalam proyek tersebut, diantaranya : 1. Bill Of Quantity Merupakan dokumen yang berisi tentang spesifikasi teknis dari pekerjaan yang akan dilakukan beserta jumlahnya. 2. Analisa Harga Satuan Harga satuan dapat kita analisa dengan berbagai cara, salah satu cara yang lazim digunakan oleh kontraktor adalah dengan mengumpulkan data -data dari pengalaman - pengalaman kerjanya dan menyesuaikannya dengan keadaan lapangan. Berikut ini upah yang harus diberikan : 1. Untuk memasang pipa “tak tampak“ dapat diperhitungkan satu batang perjam/orang 2. Untuk menarik kabelnya ke dalam pipa dapat diperhitungkan 30 meter perjam/orang 3. Untuk menyambungnya 10 sambungan perjam – orang 4. Untuk menyambungkan sakelar dan kotak kontak dinding dapat diperhatikan 4 duah perjam/orang Uraian di atas tergantung kepada keterampilan dari para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan untuk patokan nilai uangnya adalah sebagai berikut: • 1 orang / hari = harga + 5 kg beras • 1 orang / jam = harga + 1,25 kg beras Selain itu, perlu diketahui bahwa didalam perhitungan masih harus dikalikan dengan faktor-faktor lainnya seperti : • pengaruh-pengaruh jam kerja efektif, • macam tenaga kerja, lamanya kerja, • lokasi pekerjaan, adanya persaingan tenaga kerja, • adanya kepadatan penduduk, • adanya pinjaman dan tenaga pendatang, • serta pengaruh-pengaruh lainnya. 3. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Rencana Anggaran Biaya ini terletak pada Tender Form yang dibuat oleh kontraktor yang isinya antara lain: a. Uraian Pekerjaan Berisi uraian-uraian pekerjaan yang akan dikerjakan selama waktu proyek b. Satuan Satuan yang dimaksud ialah satuan pekerjaan yang akan dikerjakan, seperti: pekerjaan armatur dalam satuan buah; pekerjaan PP/LP dalam satuan pcs; dsb. c. Volume Volume yang dimaksud ialah banyaknya suatu pekerjaan dilaksanakan, seperti: pekerjaan armatur sebanyak 100 buah; pekerjaan PP/LP sebanyak 200 pcs d. Harga per satuan ( Rupiah ) Harga per satuan adalah jumlah biaya untuk suatu pekerjaan yang dilakukan sebanyak satu kali pekerjaan atau biaya pekerjaan per satuan (sudah termasuk barang & jasa pemasangan). Sebagai contoh: biaya pekerjaan satu buah armature ialah Rp 200.000,00 e. Harga penawaran ( Rupiah ) Harga penawaran adalah jumlah harga atau biaya yang merupakan hasil perkalian antara volume & harga satuan f. Keterangan 4. Kurva S Dalam sebuah proyek, pengendalian biaya dan waktu dapat dilihat dari kurva S. Kurva S merupakan suatu bentuk dari pengendalian tersebut, adapun tujuannya ialah: a. Agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu b. Agar biaya sesuai dengan sasaran & c. Agar penggunaannya sesuai schedule Dengan adanya kurva S tersebut kita dapat melihat urutan kerja yang akan dikerjakan beserta waktu dan besar biaya yang dibutuhkan atau dikeluarkan. Secara singkat kurva S merupakan target kerja yang harus dilakukan. BAB IV PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, apapun jenisnya proyeknya selalu di tuntut tiga persyaratan utama yang telah di tetapkan dalam suatu kontrak yaitu: biaya proyek, mutu proyek dan waktu penyerahan proyek. Pleh karena itu tiga persyaratan itu harus senantiasa dikendalikan selama proses pelaksanaan, karena ketiganya bersifat variable dan memiliki banyak factor yang mempengaruhi tidak tercapainya persyaratan yang telah di tetapkan. Maka dari itu Setiap proyek perlu dikendalikan sehingga bila terjadi penyimpangan, memungkinkan rencana untuk diubah, karena jarang proyek berjalan tepat seperti apa yang direncanakan. Dalam hal ini pengendalian dilakukan pada Proyek Pemasangan Instalasi Gedung Perkuliahan Unuversitas Negeri Internasional. Proses pengendalian ini perlu diarahkan agar dapat menemukan penyimpangan sedini mungkin sehingga penyesuaian dapat dilakukan tepat waktu. Ada tiga unsur dalam proyek yang perlu dikendalikan dalam proyek ini yaitu pengendalian mutu, pengendalian waktu, dan pengendalian biaya. Pengendalian Mutu ( Quality ) Pengendalian mutu perkerjaan diperlukan agar seluruh hasil perkerjaan dapat dijamin sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak dan dapat diterima oleh konsumen. Dengan demikian, hak untuk memperoleh pembayaran sepenuhnya sesuai dengan kontrak, dapat direalisir. Banyak kasus tejadi, pembayaran tidak dapat segera di lunasi, bahkan sampai berlarut-larut, hanya karena mutu perkerjaan belum dapat diterima oleh konsumen atau pemilik proyek. Selain itu pengendalian mutu juga berguna selama produksi, agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan, karena harus memperbaiki atau harus mengganti secara total, yang tentunya akan berpengaruh pada batasan yang lain yaitu, biaya dan waktu penyerahan. Akibat atau pengaruh dari mutu hasul perkerjaan yang tidak dapat memenuhi peryaratan dan tidak dapat diterima. Jadi mutu adalah keseluruhan sifat dan karakteristik suatu produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya dalam memenuhi suatu kebutuhan, atau mutu juga sering dikatakan ukuran kepuasan dari konsumen, bila konsumen puas, itu berarti mutunya bagus. Ukuran mutu dalam konstruksi sangat jelas yaitu yang ditetapkan dalam spesifikasi proyek, baik untuk material, peralatan maupun hasil perkerjaannya. Dalam hal ini, perkerjaan yang bermutu adalah yang dapat mencapai persyaratan yang ada, artinya sangat relative tergantung peryaratan yang di tetapkan. Dalam mutu di bagi dua yaitu: mutu bahan dan mutu perkerjaan 1.berikut merupakan presentasi mutu bahan (rujukan spesifikasi teknis) 2.pengendalian mutu pemasangan Pengendalian mutu pada proyek pemasangan instalasi gedung perkuliahan Universitas Negeri Internasional ini mengarah kepada usaha memuaskan kebutuhan dan persyaratan klien terhadap pemasangan instalasi gedung perkuliahan, sehingga diperoleh pemasangan instalasi gedung yang aman, nyaman, dan andal dengan kualitas yang baik dari bahan yang dipergunakan dalam penginstalasian maupun penginstalasian gedung itu sendiri. Formulir perizinan harus memiliki minimal 3 merek yang akan diajukan, dengan spesifikasi: » Jenis bahan Jenis bahan yang terdapat dalam formulir harus sesuai dengan standar kelistrikan dari segi keamanan, kegunaan dan juga estetika. » Spesifikasi / Data teknis bahan Spesifikasi atau data teknis yang lengkap diperlukan untuk memudahkan dalam proses pemasangan, perbaikan ataupun perluasan. » Katalog Katalog dengan data teknis yang lengkap lebih baik dibandingkan dengan catalog yang terbatas data teknisnya. » Contoh bahan Pelaksana proyek harus membawa contoh bahan dari peralatan yang akan dipasang, minimal 3 contoh untuk ditunjukan kepada pengawas. » Sertifikasi uji Sertifikasi uji bahan dapat dilakukan dilaboratorium kelistrikan yang ditunjuk oleh pengawas proyek agar didapatkan kepercayaan dari pihak pengawas. Setelah memenuhi persyaratan diatas dan diserahkan kepada pengawas proyek, maka pelaksana proyek tinggal menunggu persetujuan dari pengawas proyek bahan mana yang akan dibeli. Setelah itu pembelian bahan baru dilakukan. Pembelian bahan dilakukan oleh pelaksana setelah bahan yang akan dibeli telah ditentukan. Kemudian barang yang telah dibeli akan dikirim. Pengiriman barang harus melalui prosedur yang jelas dengan melampirkan nama pabrik pembuat barang, tempat perakitan dimana barang tersebut dirakit, dan barang yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau diajukan. Setelah barang diterima, maka yang terakhir adalah tahap penyimpanan barang didalam gudang. Tahapan kedua yang harus dipenuhi adalah tahapan dalam teknik pemasangan. Dalam hal ini pelaksana proyek harus mengajukan izin untuk melaksanakan pemasangan kepada pengawas proyek dalam bendtuk formulir perizinan. Formulir ini harus diserahkan selambat lambatnya 10 hari sebelum pemasangan dilaksanakan. Formulir pemasangan ini terdiri dari shop drawing yang merupakan gambar tata letak pemasangan bahan dari penarikan kabel, penyambungan, pemasangan armature, pemasangan kotak kontak, pemasangan fire alarm, instalasi penyalur petir dan sebagainya. Kedua yaitu daftar bahan, daftar bahan ini harus sesuai dengan formulir pengajuan bahan. Ketiga adalah daftar peralatan kerja. Peralatan ini dihitung sebagai peralatan habis pakai atau tidak dapat diambil kembali. Keempat adalah pembuatan daftar pekerja agar pelaksanaan pemasangan bahan sesuai dengan time schedule dan mempermudah perhitungan atau pengendalian biaya. Metoda kerja harus dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan RKS ( Rancangan dan Kerja Syarat-Syarat ). serta lampiran katalog-katalog. Dalam pengandalian mutu peralatan perlu diperhatikan kesesuaian bentuk, spesifikasi dan jenis peralatan antara yang kita pesan dengan yang kita terima. Pengendalian Biaya Pengendalian keuangan yang baik adalah pengelolaan dana yang mampu menyediakan kebutuhan dana yang di perlukan dengan beban yang optimal. Untuk tujuan tersebut, maka perlu dilakukan perencanaan baik atas pengeluaran uang maupun penerimaan uang, sehingga pengadaan uang untuk memenuhi kebutuhan pada saat tejadi kekurangan dana dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat. Demikian pula apabila pada suatu waktu terjadi kelebihan dana, maka dapat dilakukan penempatan dana dengan tepat untuk menambah pendapatan perusahaan atau mengurangi beban keuangan. Untuk melakukan pengelolaan keuangaan dengan baik, didalam management keuangan biasanya dilakukan dengan mempergunakan sarana yang disebut arus kas. Arus kas merupakan sarana untuk mengendalikan likwiditas, merupakan daftar yang mencakup perkiraan dari penerimaan dan pengeluaran uangyang akan terjadi dalam periode waktu tertentu. Pengendalian biaya dirancang untuk memonitoring penggunaan biaya agar sesuai dengan rencana anggaran biaya. Hal ini dilakukan untuk mencegah meningkatnya anggaran pada saat pelaksanaan proyek. Oleh karena itu pengendalian biaya proyek harus ditekan seefisien mungkin akan tetapi tetap mempertahankan kualitas bahan yang digunakan dalam penginstalasian. Pemeriksaan biaya secara teratuir harus dilakukan pada saat mngembangkan rancangan alat bantu yang baik untuk rancangan ini adalah rencana biaya yang menunjukan mutu kuantitas dan harga satuan untuk unsur biaya utama seperti pengerjaan instalasi penerangan. Alat bantu untuk menjaga agar ranmalan biaya tetap relevan adalah riwayat biaya atas setiap pos, disana semua kejadian yang mempengaruhi biaya akhir dicatat. Riwayat biaya harus mencakup informasi seperti pemeriksaan biaya yang disiapkan selama tahap perancangan, kontrak dengan konsultan, pemasok, dan kontraktor, perubahan order dan perubahan yang masih akan terjadi, dan perkiraan perubahan biaya akibat gangguan pekerjaan Pengendalian biaya ini dapat diatur dengan pengeluaran biaya secara berkala sesuai dengan prestasi kerja. Pengendalian Waktu Semua kegiatan pasti memerlukan waktu untuk memprosesnya. Dan waktu yang diperlukan, termasuk waktu yang diperlukan untuk persiapan,sangat bervariasi tergantung tinkat kesulitan pelaksanaannya. Dengan demikian setiap kegiatan perkerjaan pasti memiliki waktu normal yang diperlukan, untuk dapat menyelesaikan dengan baik. Bila waktu pelaksanaannya dipersingkat, maka waktu persiapan dan waktu prosesnya juga menjadi sangat terbatas. Hal ini akan menyebabkan hasil yang tak sempurna. Terkadang dengan alas an non teknis, misalkan alasan politis pekerjaan harus diselesaikan dengan waktu dibawah waktu limitnya, dalam hal seperti ini seorang yang professional tidak akan mau menjamin mutu yang di persyaratkan. Pengendalian waktu diperlukan untuk mengatur penggunaan waktu agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana kerja. Dengan pengendalian waktu ini kita dapat melihat prestasi kerja yang telah dicapai setiap alokasi waktu yang ditentukan. Pengendalian waktu ini dapat terlihat dari kurva S dan metode kerja yang telah dibuat. Kinekerja waktu, akan membandingkan realisasi total waktu penyelesaian proyek terhadap time schedule sesuai lampiran dalam kontrak termasuk perpanjangan waktu yang di jinkan oleh owner. Pada proyek pemasangan instalasi gedung perkulihan ini sebelumnya kita terlebih dahulu menentukan target pekerjaan berdasarkan kontrak yang telah disetujui yaitu 60 hari kalender. Dari waktu yang telah ditargetkan tersebut, kita mengalokasikan waktu kerja per enam hari. Waktu tersebut kita alokasikan terhadap pekerjaan berdasarkan dari bobot pekerjaan tersebut, sehingga kita dapat mentargetkan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai yang kita inginkan.
Diposkan oleh pribadifajar di 07:35
Reaksi:
0 komentar:
gabung facebook zabidin13@yahoo.com
Langganan:
Postingan (Atom)